by

Terkait Perda Zonasi, Ketua ASTRADA Babar : Kami Akan Terus Kawal Jangan Sampai Ditumpangi Kepetingan Tertentu

BABARNEWS.COM MUNTOK — Setelah menemui wakil rakyat di Kantor DPRD Provinsi Bangka Belitung, Ali Hartono bersama puluhan warga masyarakat yang mengatasnamakan ASTRADA dan LSM Laskar Babar mengaku lega.

Pasalnya, apa yang menjadi unek-unek dan keinginan masyarakat yang tergabung di enam kecamatan yang ada di Bangka Barat yaitu menolak untuk di putihkan dari zona tambang sudah disampaikan kepada anggota dewan yang terhormat.

Tinggal saja, dikatakan Ali dirinya bersama masyarakat menunggu hasil dari DPRD Provinsi Babel.

“Sama seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa tujuan ke DPRD Provinsi hari ini adalah menyampaikan penolakan zonasi yang diusulkan Pemda Babar untuk dikeluarkan dari zona tambang.

“Kita menolak itu, karena 80 persen masyarakat di Babar ini penambang, dan selama ini kami tau mana wilayah yang di perbolehkan untuk ditambang mana yang tidak, dan itu jauh dari sebelum adanya wacana perda zonasi yang sekarang sedang di bahas oleh DPRD Babel, “ungkap Ali Hartono Ketua ASTRADA Babar saat menghubungi Babarnews.com, Senin (26/8) petang.

Baca Juga :  Laka Tambang Kembali Terjadi Di Desa Mayang, 2 Orang Meninggal Dunia

Ali menegaskan, setelah ini pihaknya bersama masyarakat di Bangka Barat akan terus mengawal setiap tahapan sebelum Raperda ini ditetapkan menjadi Perda yang mengatur zonasi wilayah khususnya di Babar.

“Jangan sampai hanya untuk mengakomodir kepentingan tertentu kemudian rakyat kecil adalah korban. Tadi kita minta juga kepada pansus RZWP3K ini untuk melakukan uji publik dan kami harus diundang, supaya kami tau, ketika ini (raperda,red) sudah ditetapkan menjadi perda maka ini akan repot, “tegasnya.

Baca Juga :  Dafitri Dukung Pansus RZWP3K Ingin Mengeluarkan Babar Dari Zona Tambang

Menurut Ali pertambangan di Parit tiga dan Jebus selama ini tidak pernah adanya ketersinggungan antara pihak satu dengan pihak yang lain. Hal itu, disadari bahwa masyarakat Parit tiga dan Jebus ini mayoritas adalah penambang.

“Sejak dulu tidak ada konflik yang disebabkan tambang khusus Parit tiga dan Jebus ya, karena mengapa? Mayoritas masyarakat kita adalah penambang dan tidak pernah menggangu zona-zona yang tidak boleh ditambang seperti zona wisata pantai Singau, kemudian zona tangkap nelayan yang ada Bakik, ini kita jaga bersama-sama,meskipun tampa adanya perda zonasi ini, “pungkas Ali Hartono.(red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *