by

Kawasan Pertanian Terintegrasi Total Organik dan Zero Waste

-Pertanian-821 views

BABARNEWS.COM, PARITTIGA — Desa Sekarbiru di Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka Barat, sejak tahun 2018 lalu, melakukan inovasi di bidang pertanian.

Inovasi tersebut, membangun Kawasan Pertanian Terintegrasi Total Organik, dengan konsep zero waste (nol limbah) dan kawasan ini dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) Makmur desa setempat.

Ketua Poktan Makmur Desa Sekarbiru, Rahmad mengungkapkan, konsep zero waste, diterapkan di kawasan pertanian terintegrasi total organik.

Zero waste suatu proses pengolahan limbah menjadi berkah.

“Ada limbah perkebunan sawit yakni pelepah sawit, kami ambil pelepahnya lalu kami olah menjadi pakan sapi berbasis MA11 (microbachter Alfaafa, perombaj alami total organik),” kata Rahmad Senin (9/9/2019).

Di kawasan ini, juga mengolah limbah berupa kulit kacang kedelai dari pabrik tempe, diolah menjadi pakan ayam berbasis MA11.

Baca Juga :  Kebun Demplot Petani NasDem Babar raup Keuntungan Puluhan Juta Rupiah

Poktan juga mengolah limbah kulit udang, pengolahannya tetap berbasis MA11, hasil olahannya untuk pakan ikan air tawar.

“Konsep ini bukan hanya zero waste produk, tapi sekaligus petani mampu mengolah pakan ternak sendiri tanpa harus bergantung pada pabrik. Lalu, kotoran ternaknya (baik sapi, kambing, ayam bahkan ikan) kami olah menjadi pupuk padat yg berkualitas,” jelas Rahmad.

Untuk pupuk cair, Poktan Makmur juga mengolah limbah air kelapa, pohon pisang dan sabut kelapa.

Bahkan limbah dari kolam ikan,kami gunakan untuk penyiraman sayuran sehingga zero waste.

“Artinya, semua limbah jadi berkah. MA11 yang diproduksi Poktan Makmur di Desa Sekarbiru, sebagai biang yang turunannya adalah pestisida organik (cair) dan pupuk kering berupa kompos,” ujarnya.

Semua tanaman pertanian dan peternakan, mendapatkan perlakuan dengan berbasis total organik.

Baca Juga :  Pemkab Bangka Barat Dan Gapoktan Bina Tani Lestarikan Durian Namlung

Bahkan lahan pertanian terintegrasi ini, awalnya lahan kritis eks tambang, yang berpasir.

“Lahan kritis yang awalnya tidak bisa kita apa-apakan, sekarang me jadi lahan subur dan produktif, karena kami memberikan perlakuan terhadap tanah, dengan berbasis total organik, untuk tanaman, pupuknya murni pakai kompos dan pestisidanya pakai pestisida organik berbasis MA11, jadi dengan MA11 tadi, disini eks tambang jadi hijau, limbah jadi berkah,” ungkap Rahmad.

Rahmad menambahkan, Poktan Makmur ini salah satu Poktan binaan Bank Indonesia sejak Juni 2018 lalu. Saat itulah Poktan Makmur ini di bekali ilmu cara mengolah limbah jadi berkah, bahkan dengan kualitas pupuk yang di olah dalam waktu singkat, bisa merubah eks tambang jadi subur kembali.(red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *